Pak’e bu’e sering liat anaknya nonton drama korea, kecuali Nevertheless jangan sampai mereka tau.
Makin kesini perkembangan zaman makin luar biasa, bukan hanya selera makanan tapi istilah dari zaman nenek moyangpun bisa dirubah.
Mulai Juni 2021 buaya darat girang karena beban sindiran untuknya semakin ringan. Tapi sekarang sekelas kupu-kupu tertimpa kesialan karena menjadi kambing hitam pada drama Nevertheless.
Nevertheless adalah drama korea yang diangkat dari cerita serial webtoon. Drama tersebut diperankan oleh Song Kang yang kini menjadi Park Jae-Eon si pemilik tato kupu-kupu di leher bagian belakang. Park Jae-Eon ialah laki-laki masa kini yang selalu memberi tanda kupu-kupu pada wanita yang ia kencani. Dari sekian banyak wanita, kini perhatiannya terpusat pada wanita pemahat patung cantik bernama asli Yoo-Na bi. Nama Yoo-Na bi sendiri berarti kupu-kupu dalam bahasa korea. Ia adalah cerminan gadis yang memiliki sikap yang manis, lemah lembut, dan polos. Keduanya saling suka dan berkencan.
Drama ini sebenarnya ngeri-ngeri segar adegan berkencannya, sampai-sampai mahasiswi keperawatan rela ganti layar word skripsi hp untuk pindah ke telegram di minggu pagi. Seperti biasa mereka nontonnya sembunyi-sembunyi dengan diimbangi ritual tangkap layar untuk instastory. Kaum bermodalpun tidak mau kalah, khusus mereka instastorynya lebih ke sabtu malam dengan embel-embel menggunakan aplikasi resmi. Yah begitulah jalan lurus dan jalan pintas nonton Nevertheless, walaupun kadang orang tua tidak tau tentang jalan itu. Jangankan akses nonton Nevertheless, jenis-jenis drama korea dan arti Armypun Pak’e atau bu’e bisa dikatakan kudet! Tapi jangan salah, kalau sampai mereka tau 15 detik cuplikan episode nevertheless bisa jadi itu membuat kalian duduk di sofa keluarga. Bagaimana tidak? malam minggu yang harusnya belajar membawakan martabak untuk calon mertua, sekarang malah cari inspirasi pacaran baru dari drama Nevertheless.
Sekarang kita lihat contohnya, Kalau dibandingkan, malam minggu di desa dulu dan malam minggu bulan Juni tahun ini sangatlah bebeda. Malam minggu di desa dulu biasanya identik dengan cangkru’an, tadarus hingga rapat program kerja karang taruna. Tapi dimasa pagebluk orang tua lebih tenang liat anaknya anteng dikamar dibanding nongki dan beraktivitas lain yang menimbulkan kerumunan. Terpenting orang tua tau anaknya nonton drama korea di kamar walaupun tidak tau drama seperti apa yang ditonton. Kalau Nevertheless Pak’e Buk’e, adegannya 19+. Sampai episode empat contohnya, adegan anak kuliahan tidur serumah ditampilkan. Tidak luput juga rasa cemburu sesama jenis tampil pada drama yang di bintangi Song Kang dan Han So Hee tersebut. Paras menarik aktor dan aktris khas tampilan korea dikemas secara ciamik dalam balutan drama cinta yang didambakan remaja masa kini.Terutama untuk mereka yang duduk di bangku kuliah.
Selain adegan kekinian dengan kategori 19+, Kelihaian pengemasan budaya terlihat dalam drama Nevertheless. Sutradara dan penulis naskah membuat drama berhasil terbungkus rapi dengan budaya popular Hallyu yang mereka kembangkan. Hallyu atau Korean Wave adalah istilah yang merujuk pada popularitas hiburan dan budaya Korea di dunia. Entah bagaimana asal muasal Hallyu tersebut, serta berapa waktu yang mereka habiskan untuk mengembangkan industri budaya berbasis Korean Wave ini. Apakah lima tahun, sepuluh tahun, lima puluh tahun atau mungkin berjalan sendiri tanpa ada rencana sama sekali?. Apapun itu, Kenyataannya istilah Hallyu kini berhasil mewabah di hampir seluruh dunia tak terkecuali Indonesia (Shim,2006).
Korean Wave atau Hallyu berhasil memamerkan perkawinan budaya tradisional dan modern ala Korea. Misalnya saja di drama Nevertheless, mereka kini mengambil latar tempat kampus Seni yang memiliki Jurusan Seni Pahat Patung dan Jurusan Teknik Pengelasan. Dua jurusan yang jauh dari nalar dan perkiraan mahasiswa yang tinggal di negara seribu candi. Dalam drama tersebut latar tempat dikawinkan dengan jenis makanan seperti fast food ayam goreng, kimci, hingga tradisi minum soju bersama dimasa kuliah. Alhasil soju tanpa alkohol hingga rumah makan ala korea kian meroket peminatnya. Tapi untungnya sejauh ini di Indonesia belum terdengar ada survey resmi tentang peningkatan perilaku layaknya adegan 19+ mirip drama Nevertheless. Tapi semboyan laki-laki kupu-kupu (pemain wanita) seperti Park Jae-Eon sudah mulai bising terdengar di jagat dunia maya. Asal muasal atau makna Kupu-kupu sudah mulai dijelaskan pada episode enam yang rilis tanggal 24 Juli lalu. Song Kang yang memerankan karakter Jae-eon pemuja kupu-kupu tersebut meceritakan makna dibalik tato kupu-kupu miliknya. Tato tersebut merupakan simbol dari keburukan sekaligus rasa sakit dari kebahagiaan dan kebebasan. Ia berkeyakinan tidak ada kupu-kupu yang akan melukai manusia penjamah sayapnya. sakitpun mungkin hanya alergi kecil yang penjamah rasakan. Jika sayap kupu-kupu dipegang, maka Kupu-kupu sendirilah yang akan terluka karena bubuk sisiknya hilang. Jika mereka kehilangan sisik sayapnya, maka sudah dipastikan si kupu-kupu akan kehilangan pola dan warna di sayapnya. Pada akhirnyapun kupu-kupu akan cacat dan tidak bisa terbang. Begitulah pengandaian Park Jae-eon terhadap wanita-wanitanya.
Pengandaian dan penyampaian tersebut bisa jadi secara perlahan dapat memunculkan ideologi baru dalam kehidupan sehari-hari. Luar biasanya, Neverthless kini telah berhasil pula menggeser istilah buaya darat di Indonesia. Mengenai buaya darat sendiri banyak perbedaan pendapat soal sejarah istilahnya. Beberapa orang diluar sana mengatakan bahwa buaya darat adalah istilah yang diperoleh dari kebiasaan diam diam berburu mangsa. Ada juga yang mengatakan bahwa istilah tersebut berangkat dari legenda baltazur dari Riau yang mengisahkan pemangsaan keperawanan gadis oleh hewan yang bernama buaya Baltazur tersebut. Apapun asal usul dari buaya darat itu, yang jelas kini eksistensinya sudah mulai di gusur oleh park Jae-Eon si lelaki pemilik tato kupu-kupu. amat disayangkan, Padahal baru tahun 2006 lalu istilah buaya darat diresmikan artinya melalui lagu Ratu yang berjudul Lelaki Buaya Darat.
dari gambaran diatas kita sudah tau dampak Korean Wave yang semakin merajalela. Namun yang jelas pencapaian terkini dari Korean Wave benar-benar membagongkan, dimana Korean Wave atau Hallyu berhasil menjadi kekuatan tersendiri bagi Korea Selatan. Bukan hanya sektor pariwisata, Budaya, dan produk-produk komersial yang berhasil mereka pasarkan. kini pola-pola perilaku dan gaya hidup muda-mudi di dunia berhasil mereka taklukkan. Dari drama ini paling tidak seharusnya anak muda bisa memetik kesadaran, yang pertama yaitu kesadaran untuk mempertahankan semboyan negara seribu candi misalnya.
Barangkali setelah nonton Nevertheless membuat penonton drama asal negeri kita ini sadar untuk melestarikan pembuatan patung, ukiran, hingga lukisan. Syukur-syukur ada yang mau buat candi baru karena termotivasi dari bakat Yoo Na Bi yang jago membuat patung. Kesadaran selanjutnya tentang pemilihan adegan drama yang wajib dikonsumsi dan dijadikan panutan. Ingat, jangan adegan 19+ nya yang diserap. Tapi sanggupkah Indonesia seperti Korea yang mampu dan bisa melebarkan sayap kebudayaannya di dunia. Sanggupkah Indonesia menciptakan semacam demam Indonesian Wave?. Tidak usah jauh-jauh membidik dunia, paling tidak kita coba bidik Asia dulu.
Penulis : Dewi Indriani