Mendung menggelayut manja di atas Desa Curahnongko, Kecamatan Tempurejo, Jember, ketika Kepala Desa (Kades) Ismael Nawawi, memimpin rombongan perangkat pemerintahan dan warga bergerak dari lapangan desa menuju balai desa. Didampingi istri dan kedua putranya, Kades Wiwhin, begitu sehari-hari ia dipanggil, berjalan penuh semangat sembari menyapa ribuan warga yang menyambut di pinggir jalan.
Acara yang dilangsungkan pada Minggu, (22/8), merupakan bagian dari Ritual Sedekah Bumi. Ritual ini sudah beberapa tahun terakhihr tidak digelar, baik sebelum maupun selama pandemi. Atas masukan dari para tokoh masyarakat, Pemerintah Desa Curahnongko, memutuskan untuk menyelenggarakannya kembali.
Mendung tanpa hujan menjadikan arak-arakkan berlangsung meriah karena tidak ada panas yang menyengat. Kades Wiwhin beserta istri dan kedua anak mereka mengenakan pakaian adat Jawa. Begitupula perangkat desa dan warga yang ikut arak-arakan. Rombongan bergerak dengan riang gembira. Di sepanjang jalan, warga menyambut mereka dengan bahagia. Dari orang tua, kaum muda, hingga anak-anak, sangat antusias.
Para pembawa gunungan pun bersemangat meskipun mereka harus mengeluarkan tenaga untuk memikul hasil bumi sampai di Balai Desa Curahnongko. Di pertigaan mereka bergerak memutar beberapa kali, menyuguhkan atraksi di depan ribuan warga. Kebersamaan dan guyub rukun menghadirkan energi melimpah yang tak menghiraukan lelah demi suksesnya acara.
Sesampai di Balai Desa, rombongan Kades Wiwin disambut dengan pertunjukan wayang. Pertunjukan ini merupakan ritual ruwatan denga adat Jawa. Dalang senior memimpin pertunjukan dengan tujuan mendoakan pemerintah desa dan masyarakat Curahnongko agar dijauhkan dari semua hal-hal buruk serta mendapatkan kebaikan.
Gunungan hasil bumi pun menjadi rebutan warga masyarakat setelah didoakan dalam ruwatan. Ada yang langsung memakan buah-buahan yang mereka dapat. Ada pula yang membawa pulang hasil bumi yang mereka dapat. Warga sangat bahagia. Untuk sayur bisa dimasak. Untuk padi ataupun jagung mungkin bisa dijadikan tambahan bibit. Doa-doa yang baik kepada Allah SWT selama proses ritual gunungan hasil bumi diharapkan bisa berdampak baik kepada mereka.
“Sudah beberapa tahun acara ini tidak digelar. Sekarang kita mulai lagi sedekah bumi untuk mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat yang diberikan kepada masyarakat Curahnongko. Selain itu, juga dimaksudkan untuk doa bersama agar Allah SWT selalu memberikan keselamatan dan kesejahteraan kepada warga Curahnongko, Tempurejo, dan Jember,” tutur Kades Wiwhin di sela-sela waktu istirahat.
Apa yang membuatnya cukup bahagia adalah dukungan warga masyarakat. Banyak kebutuhan ritual yang merupakan hasil gotong-royong warga. Secara sukarela mereka memberikan hasil bumi untuk dijadikan gunungan. Menurutnya, tradisi gotong-royong inilah yang harus terus dilestarikan sehingga even-even besar Desa Curahnongko bisa berhasil.
Kades Wiwhin menyatakan bahwa ritual ruwatan dan sedekah bumi akan menjadi agenda tahunan Desa Curahnongko. Ia pun menyatakan terbuka untuk bekerjasama dengan pihak-pihak yang bisa bersama-sama mengembangkan seni dan budaya agar lebih maju.
Menanggapi keputusan Kades Wiwhin, seniman multitalenta dari Curahnongko, Karyadi alias Arjes, menyambut dengan penuh antusias.
“Tentu itu adalah kabar baik untuk warga Curahnongko, juga para seniman. Warga bisa hidup rukun dengan budaya, apalagi yang berasal dari warisan leluhur. Para seniman akan mendapatkan kesempatan untuk terus mengembangkan karya mereka demi budaya bangsa,” ucap Arjes saat berbincang di rumahnya.
Apa yang dilakukan Pemerintah Desa Curahnongko memberikan teladan bahwa usaha untuk memajukan budaya lokal memang harus dimulai dari desa sebagai basis kekuatan bangsa ini. Keseriusan dan kesungguhan untuk memajukan budaya juga akan berdampak kepada terciptanya harmoni sosial dan memberikan kesempatan kepada para pelaku seni untuk terus tumbuh.
Lebih dari itu, sedekah bumi merupakan upaya religi-kultural untuk terus memperjuangan hubungan harmonis dengan alam yang akan kembali menjadi kebaikan bagi kehidupan manusia. Bumi memberikan banyak kebaikan kepada manusia, maka manusiaa pun harus berbuat baik kepada bumi.