Halaman Kantor Kecamatan Mayang mendadak dipenuhi lebih dari seribu orang pada Sabtu pagi, (20/8) Mereka terdiri dari para seniman, guru, ulama, pedagang kuliner tradisional, dan Muspika.
Bukan tanpa tujuan, mereka berkumpul untuk Grand Opening Pekan Budaya Raung Ler Keleran Ka Mayang. Acara multi bentuk ini merupakan karya bersama DeKaJe Mayang didukung oleh Muspika, kepala desa, dan para pelaku budaya.
Acara pembukaan ini dimeriahkan oleh penampilan Tari Labako dari SMP Negeri 2 Mayang, pertunjukan pencak silat dari beberapa perguruan di Mayang, gelar drum band Ponpes Al Qohiriyah, dan musik patrol Tombo Ati. Gelaran pembukaan tersebut mengobati kerinduan dari masyarakat Mayang yang sudah lama tidak menikmati even budaya dalam skala besar.
Ragam tampilan tersebut menunjukkan kekayaan potensi budaya yang ada di Kecamatan Mayang. Itulah mengapa DeKaJe Mayang merintis even tahunan yang akan menjadi medium untuk mengembangkan dan memajukan budaya bersama-sama Muspika, pemerintah desa, dan masyarakat.
Pekan Budaya Raung akan berlangsung dari 20-28 Agustus 2022. Bermacam acara seperti lomba hadrah, lomba permainan tradisional, pertunjukan kesenian rakyat, sholawatan dan musik religi, pasar jajanan tradisional, dan parade busana adat kreatif akan menghibur warga Mayang selama sepekan. Adapun lokasi gelaran adalah di halaman Kantor Kecamatan Mayang dan jalan utama Mayang.
Camat Mayang, Ajip, SIP dalam sambutannya menyatakan dukungan penuh terhadap even tahunan yang diselenggarakan oleh DeKaJe Mayang.
“Even ini perlu kita dukung karena bisa mengembangkan potensi seni dan budaya di wilayah Mayang. Saya berharap tahun berikutnya lebih meriah,” ucap Camat Mayang.
Dalam kesempatan ini, Camat Mayang bersama Ketua Umum DeKaJe, Dr. Eko Suwargono memukul gong pertanda dimulainya Pekan Budaya Raung 2022. Selain itu, para tamu diajak menikmati tumpeng yang menjadi tanda simbolik dipanjatkannya doa kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
Hal yang sangat membahagiakan adalah kehadiran KH. Syamsul Arifin, ulama kharismatik, pengasuh Ponpes Al Qohiriyah, Gumuk Ampel, Mayang. Kehadiran beliau menandakan restu agamawan terhadap kegiatan budaya yang tidak meninggalkan aspek religiusitas.
Artjer, Ketua Panitia, berharap Pekan Budaya Raung tahun ini akan menjadi rintisan untuk bersama-sama memahami, menggali, dan mengembangkan seni-budaya di Mayang serta menumbuhkan ekonomi kerakyatan.
“Kami rangkul semua pihak demi menyukseskan acara ini. Pemajuan seni-budaya dan pengembangan ekonomi kerakyatan menjadi tujuan kami. Memang masih ada kekurangan untuk gelaran pertama ini. Namun, itu semua tak mengurangi antusiasme kami dan masyarakat untuk melihat budaya di Mayang maju,” tutur Artjer di sela-sela dalam perbincangan santai sembari menikmati makanan.