Pada masa pengasingannya di Ende, Flores, Bung Karno menemukan inspirasi besar dari sebuah pohon sukun yang berdiri kokoh di halaman rumahnya. Periode pengasingan ini berlangsung dari tahun 1934 hingga 1938, dan selama waktu ini, Sukarno banyak merenung dan memikirkan nasib bangsa Indonesia. Pohon sukun, dengan daun yang lebat dan buah yang banyak, menjadi saksi bisu pergulatan batin dan pemikiran revolusioner Bung Karno.
Sukarno sering duduk di bawah pohon sukun ini, menggunakan keteduhannya sebagai tempat meditasi dan kontemplasi. Pohon sukun ini tidak hanya memberikan kenyamanan fisik dari teriknya matahari Ende, tetapi juga menjadi simbol kekuatan dan keteguhan bagi Sukarno. Di bawah pohon inilah, banyak ide-ide besar mengenai kemerdekaan dan masa depan Indonesia dipikirkan dan dibahas bersama rekan-rekannya.
Pohon sukun juga bisa dilihat sebagai simbol persatuan dan ketahanan. Seperti pohon sukun yang mampu bertahan di berbagai kondisi lingkungan, Sukarno melihat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kuat dan mampu bertahan dari berbagai tantangan, termasuk penjajahan. Buah sukun, yang sering dikonsumsi masyarakat setempat, mencerminkan kemandirian dan kemampuan untuk bertahan dengan sumber daya yang ada. Ini sangat relevan dengan semangat kemandirian yang terus Sukarno dorong bagi bangsa Indonesia.
Dalam banyak kesempatan, Sukarno mengingatkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Di bawah pohon sukun, dia merenungkan konsep “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” yang kemudian menjadi dasar dari ideologi perjuangan bangsa. Pohon sukun memberikan Sukarno ruang untuk memikirkan bagaimana berbagai elemen masyarakat Indonesia bisa bersatu untuk melawan penjajah dan membangun bangsa yang merdeka.
Saat ini, pohon sukun di Ende tidak hanya menjadi saksi sejarah tetapi juga tempat ziarah bagi mereka yang ingin mengenang perjuangan Sukarno dan inspirasi yang ia dapatkan dari pohon tersebut. Pemerintah dan masyarakat setempat menjaga pohon ini sebagai warisan sejarah yang berharga, mengingatkan kita pada pentingnya keteguhan dan kesatuan dalam menghadapi tantangan.
Sebagai simbol inspirasi dan kekuatan, pohon sukun di Ende mengajarkan kita bahwa dalam keteduhan dan ketenangan, pikiran-pikiran besar bisa lahir dan mengubah nasib sebuah bangsa. Seperti Sukarno yang mendapatkan pencerahan di bawah pohon sukun, kita juga bisa menemukan inspirasi dan kekuatan dari alam sekitar kita untuk terus berjuang dan membangun masa depan yang lebih baik