Membaca merupakan cara termudah seseorang untuk menambah pengetahuan. Membaca juga menjadi salah satu hal wajib yang harus dikuasai ketika seorang anak masuk dalam dunia pendidikan. Sehingga, kemampuan membaca menjadi urgensi dasar yang diharuskan dikuasai oleh anak-anak. Faktor internal seperti keluarga, merupakan pengaruh terdekat seorang anak untuk mempercepat penguasaan membaca, dan didukung oleh faktor eksternal seperti di bangku sekolah maupun dari orang lain.
Mengutip pendapat Elizabeth Sulzby (1986) pengertian Literasi adalah kemampuan seseorang dalam berbahasa yang dimiliki dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sulzby juga menjabarkan tentang program reading readiness yang terkait tentang kesiapan membaca seorang murid. Sehingga, literasi menduduki posisi urgent dalam dunia pendidikan.
Hari ini, dunia sedang mengalami pandemi covid-19 yang berimbas pada berbagai aspek kehidupan. Tidak terkecuali aspek pendidikan. Sekolah yang umumnya dilaksanakan secara tatap muka, kini dibatasi per-jam atau bahkan hanya via online. Biasanya guru dapat membimbing murid secara langsung, kini terbatasi melalui layar telepon seluler. Anak yang biasanya dapat berinteraksi dalam proses belajar mengajar di kelas, kini tergantikan interaksi secara daring. Alhasil, pembelajaran daring dirasa kurang efektif terutama bagi anak yang masih belajar membaca.
Melalui pertimbangan pentingnya membaca bagi anak-anak, maka banyak bermunculan komunitas yang bergerak dalam bidang literasi guna meningkatkan budaya membaca. Walaupun penyebarannya tidak merata di berbagai desa, namun pegiat literasi tetap berupaya untuk mewujudkan cita-cita nya. Anak-anak merupakan aset bangsa yang harus dijaga perkembangannya, dan salah satu caranya adalah dengan literasi.
Rumah Baca Ikan Muncar merupakan salah satu komunitas yang bergerak dalam bidang pengembangan literasi bertempat di Dusun Kalimati RT 04/RW 05, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. “Muncar Membaca Muncar Cerdas” merupakan slogan yang dibawa selama berkegiatan. Tidak hanya berfokus pada anak-anak di lingkungan rumah baca, akan tetapi seluruh wilayah kecamatan Muncar. Rumah baca ini digagas berdiri salah satunya oleh pemuda asli Kalimati, dengan mambawa visi “membudayakan minat baca”, kegiatan komunitas berfokus pada literasi anak. Adi Prayugo selaku koordinator rumah baca mengaku awalnya agak miris melihat anak-anak sekarang kecanduan gadget, bukan berarti anti teknologi, tapi kadang anak-anak kurang memanfaatkannya untuk hal yang lebih penting. Karenanya, lewat rumah baca dengan segala kegiatannya, maka relawan mengajak adik-adik untuk belajar literasi dengan suasana yang nyaman.
Berbagai kegiatan telah dilakukan, seperti perpustakaan keliling dan bukalapak baca, namun selama pandemi ini beberapa kegiatan mengalami kendala karena adanya pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Kegiatan yang telah dilaksanakan juga tetap menerapkan protokol kesehatan. Beberapa bulan belakang, rumah baca ini sedang disibukkan dengan kegiatan yang berkolaborasi dengan mahasiswa KKN baik di daerah Banyuwangi maupun Jember. Misalnya mahasiswa KKN IAI Ibramy Banyuwangi yang menggandeng rumah baca mengadakan kegiatan literasi dan edukasi covid-19 di daerah Kalimoro Muncar. Karena masa pandemi, maka kegiatan diawali dengan pembagian masker gratis ke adik-adik Kalimoro. Dilanjut dengan kegiatan literasi, dimana per mahasiswa akan mendampingi adik-adik membaca buku yang telah disediakan rumah baca. Disamping pendampingan belajar bersama, mereka juga mengadakan lomba untuk peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Perlombaan sederhana seperti makan kerupuk sampai terik tambang menjadi ajang kompetisi yang juga mengundang antusias warga untuk menonton.
Selain mahasiswa KKN IAI Ibrahimy, mahasiswa KKN UNEJ juga mengadakan aksi galang donasi buku untuk rumah baca. Aksi donasi buku ini didasari karena buku bacaan sudah waktunya untuk ganti, agar adik-adik juga tidak monoton bacaannya. Alhasil, aksi ini sudah memperoleh respon dari salah satu akun donasi buku yang memang berdedikasi membantu rumah baca se-Indonesia. Genap 10 kg buku telah dipaketkan dari Jakarta dengan tujuan alamat Rumah Baca Ikan Muncar.
Dengan adanya rumah baca ini, masyarakat diajak untuk semakin peduli pada literasi, utamanya membaca. Tidak menunggu dari tugas sekolah maupun program pemerintah, namun kesadaranlah yang mengajak untuk melangkah bergandengan membantu sesama. Selanjutnya, pengenalan rumah baca tidak hanya dalam pendampingan membaca anak, namun lebih dari itu, banyak orang akan mengikuti jejak kesadaran dan jejak aksi nyatanya.
Pengenalan literasi tidak selalu dengan kegiatan besar-besaran yang mengundang banyak peserta. Literasi sudah bisa diciptakan dari perkumpulan kecil yang konsisten dalam perjalanannya. Meluangkan waktu adalah langkah awal untuk berbagi, berbagi ilmu, berbagi wawasan dan berbagi hal positif lainnya. Sudah mengambil peran apa hari ini?. Mari bertanya dan mulai menjawab.