Rumah Batu Olak Kemang, Peninggalan Peradaban Islam di Seberang Kota Jambi

Jambi merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Sumatera. Daerah ini mempunyai beberapa peninggalan sejarah. Diantaranya, bangunan, naskah, perkebunan, hingga tempat ibadah. Salah satunya Rumah Batu Olak Kemang.

Olak Kemang sendiri merupakan salah satu kelurahan yang berada di Seberang Kota Jambi (Sekoja). Daerah ini terkenal dengan peninggalan budaya Islam yang begitu melekat pada masyarakatnya.

Rumah Batu Olak Kemang adalah salah satu peninggalan Kesultanan Jambi dibawah kepemimpinan Said Idrus bin Hasan Al-Djupri. Masyarakat Jambi lebih mengenalnya dengan sebutan Pangeran Wiro Kusumo.

Sebagai pemilik Rumah Batu yang unik dan indah ini, Pangeran Wiro Kusumo sudah tentu merupakan orang yang berpengaruh pada masanya. Beliau merupakan salah satu penyebar ajaran Islam di Kota Jambi. Ia juga pendiri masjid Al-Ihsaniyah, masjid tertua di Kota Jambi yang berlokasi di Olak Kemang.

Untuk mencapai ke lokasi ini, Anda bisa memilih salah satu dari dua jalur yang tersedia. Pertama memakai perahu tradisional menyeberangi Sungai Batanghari. Kedua memakai kendaraan darat melewati jembatan Aurduri, lokasinya tepat berada di pinggir jalan sebelum Pesantren As’ad (salah satu pesantren tertua di Provinsi Jambi). Rumah ini juga menjadi salah satu cagar budaya yang ada di Kota Jambi.

Dulunya rumah ini dijadikan sebagai tempat tinggal seluruh keturunan Pangeran Wiro Kusumo. Rumah memakai pondasi, tak mengherankan rumah ini dinamakan sebagai Rumah Batu.

Kondisi rumah ini tergolong rusak, hanya beberapa tiang bangunan saja yang tetap bertahan. Walaupun memiliki kondisi seperti itu, setiap bulannya ada ratusan pengunjung yang datang untuk menyaksikan keunikannya.

Arsitektur Bangunan

Bangunan ini memiliki 3 unsur paduan kesenian. Kesenian lokal (Melayu), China dan Eropa. Unsur Melayu bisa dilihat dari bentuk rumah panggung. Hal ini dikarenakan daerah ini berbatasan langsung dengan Sungai Batanghari.

Unsur Eropa bisa dilihat dari tiang-tiang panggung berbahan bata dan semen. Kemudian rumah yang berlantai dua ini dihubungkan dengan tangga semen seperti layaknya bangunan rumah di Indis. Sementara unsur kesenian Chinanya bisa dilihat dari ukiran naga, awan, arca singa, dan bunga.

Di samping rumah ini, terdapat sebuah kolam yang ditutupi kayu. Kemungkinan besar itu merupakan tempat pemandian keluarga Pangeran Wiro Kusumo.

Pos terkait

banner 468x60