Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah menjadi salah satu organisasi pemuda terdepan di Indonesia. Dengan jutaan kader yang tersebar di seluruh penjuru dunia, HMI tidak hanya menjadi wadah pengembangan diri bagi mahasiswa Islam, tetapi juga telah memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa Indonesia, mulai dari pendidikan, politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Organisasi pemuda dan mahasiswa yang lahir pada tanggal 5 Februari 1947 ini senantiasa merawat asa untuk misi keummatan dan kebangsaan. Untuk itu dalam histori perjalanan bangsa, HMI selalu ikut andil dan berkontribusi nyata demi mengikhtiarkan terwujudnya masyarakat adil dan mamkur yang di ridhoi Allah SWT..
Indonesia sangat beruntung dengan keberadaan HMI. Mengapa demikian? Di era sekarang tantangan bangsa Indonesia begitu berat, lebih berat dari pada mengusir penjajah. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana negara bisa mempersiapkan adanya fenomena dividen demografi, sebuah fenomena yang menggambarkan yang dimana penduduk dengan usia produktif usia kerja lebih besar dibanding yang usia pasif usia non-kerja. Dividen demografi adalah hal yang pasti bagi Indonesia, tetapi memanfaatkan dan memberdayakan insentif tersebut merupakan ujian bagi Indonesia kedepannya.
Mari kita lihat data dari BPS (2023) mencatatkan jumlah populasi Indonesia mencapai 278,7 juta jiwa, dengan kontribusi usia produktif usia 15 – 64 tahun sebesar 69%. Populasi Indonesia meningkat sebesar 1,05% dibandingkan periode sebelumnya. Di sisi lain, kontribusi penduduk usia muda (millenials dan Gen Z) mencapai 54% dari total populasi. Tingginya kontribusi pemuda dan usia produktif dalam populasi Indonesia merupakan modal besar bagi upaya mewujudkan Visi Indonesia 2045. Namun demikian gerak langkah pemuda harus semakin masif dan akseleratif mengingat gejala aging population sudah mulai nampak dari proyeksi penduduk usia 65 tahun ke atas mencapai 14,6% pada periode 2045 mendatang.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia harus dapat bertumbuh pada rata-rata kisaran 6% – 8% per tahun untuk bisa sampai pada visi Indonesia emas mendatang sebagai negara maju. Optimasi sumber daya, khususnya human capital menjadi aspek paling fundamental untuk meningkatkan peluang tercapainya target pertumbuhan tersebut.
Namun, data yang lainnya juga menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta, dengan mayoritas di antaranya berasal dari Gen Z yang merupakan tantangan terbesar bagi upaya mewujudkan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan.
Lalu bagaimana HMI, wabil khusus kader-kadernya dalam menghadapi fenomena dividen demografi ini. Bisa terjawab bilamana kader-kader HMI merefleksikan ulang tentang asa yang dipunyai organisasi HMI. Kader HMI harus mampu mengaktualisasikan visioning besar yang diemban selama berproses di himpunan. Pilihannya hanya ada dua, menjadi penikmat adanya dividen demografi dengan peka mengambil peluang atau hanya sebatas penggembira adanya fenomena ini dan kemudian menjadi sampah demografi.
oleh karena itu, selama organisasi HMI diasuh oleh pikiran-pikiran yang sehat. Asa HMI termanifestasikan melalui tak lain adalah kader-kadernya sendiri. Perwujudannya tidak hanya dalam bentuk gagasan, namun manifestasi dari ide yang diaktualisasikan secara nyata dan terukur pada segala lini kehidupan sebagai berbangsa dan bernegara. Maka dedikasi kader-kader HMI semakin membumi mulai dari ruang-ruang ilmiah (insan akademis), ruang-ruang aksi (pencipta), dan ruang-ruang kontribusi (pengabdi) secara berkelanjutan yang diasuh oleh nafas Islam untuk mewujudkan masyarakat adil makmur.
kader HMI yang sudah dibekali berbagai keterampilan melalui proses training formal dan informalnya melahirkan kader-kader yang mempunyai pola pikir yang kritis, tidak buta teknologi, dan kontrol terhadap dinamika yang terjadi di sekitarnya. Dengan demikian, HMI berhasil mencetak generasi pemimpin yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan, tapi juga memiliki kepekaan sosial dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Inilah visioning besar HMI dalam upaya menjawab dividen demografi.
Seiring dengan langkah waktu yang terus bergerak juga, HMI memasuki era baru dengan semangat yang tidak pernah padam. Kini, di tengah tantangan global yang semakin kompleks, HMI sebagai asa Indonesia dipanggil untuk memperkuat perannya sebagai garda terdepan dalam mempromosikan keislaman yang moderat, toleran, dan inklusif. Organisasi ini dihadapkan pada tugas untuk mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan tuntutan zaman yang membutuhkan kecerdasan, kreativitas, dan adaptabilitas.