Depok – Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) melalui Lembaga Vokasi (Lemkasi) UI mengadakan pelatihan kehumasan untuk unsur pimpinan TNI Angkatan Darat. Sejumlah 70 Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) dan Komandan Komando Resor Militer (Danrem), dan Kepala Penerangan Kodam Jaya dari seluruh Indonesia sangat antusias mengikuti pelatihan ini meskipun diselenggarakan secara daring (2-28 September 2021).
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi strategis pucuk pimpinan di masing-masing satuan kerja TNI. Kegiatan tersebut ditutup secara resmi pada 28 September 2021 oleh Mayor Jenderal TNI Wawan Ruswandi, S.I.P., M.Si, Asisten Personalia KASAD, dan Prof. Sigit P. Hadiwardoyo., DEA, Direktur Program Pendidikan Vokasi UI.
Dr. Diaz Pranita, Ketua Lemkasi, mengatakan bahwa tahun ini merupakan kedua kalinya penyelenggaraan pelatihan unsur pimpinan TNI AD.
“Kerja sama ini telah terjalin sejak 2020 dan saat ini merupakan kegiatan yang kedua. Pelatihan kehumasan yang diberikan kepada unsur pimpinan, yaitu strategic public relations, digital public relations, branding, media relations, dan communication in crisis. Pengajar yang dihadirkan adalah praktisi di bidang kehumasan, sehingga dapat memberikan konsep dan berbagai contoh kasus yang relevan untuk diterapkan di TNI,” kata Diaz.
Mayor Jenderal TNI Wawan Ruswandi mengatakan bahwa abad 21 telah mengubah hampir semua aspek dan bidang kehidupan termasuk bidang pertahanan. Tentara menghadapi serangan yang mengancam negara dan wilayah NKRI, tidak hanya ancaman peperangan fisik, namun juga peperangan informasi yang memiliki dampak merusak sangat luas.
“Tentara tidak lagi hanya mampu menghadapi pertempuran fisik, tetapi penguasaan informasi dan komunikasi menjadi garda terdepan dalam lanskap keamanan nasional, sehingga keterampilan berkomunikasi yang baik dengan memanfaatkan perangkat digital sangat diperlukan,” kata Mayjen. Wawan.
Mayjen TNI Wawan berpendapat bahwa pelatihan kehumasan untuk unsur pimpinan memiliki makna strategis, yaitu bagaimana TNI AD khususnya Kepala Staf Angkatan Darat ingin mempersiapkan pimpinan masa depan yang memiliki kemampuan komunikasi strategis melalui berbagai medium komunikasi, khususnya dalam memanfaatkan teknologi digital.
“Saya berharap setelah mengikuti pelatihan ini, strategi kehumasan akan semakin baik dan tepat sasaran,” kata Wawan.
Prof. Sigit P. Hadiwardoyo menyampaikan apresiasi kepada TNI AD atas kepercayaan yang diberikan kepada Lemkasi UI dan Program Pendidikan Vokasi UI. Ia berharap, eksistensi Vokasi UI sebagai penyelenggara pendidikan tinggi terapan diharapkan dapat memberi kontribusi kepada berbagai institusi pemerintah melalui para pengajar dan lulusan profesional yang dimilikinya.
“Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan kepada Lembaga Vokasi UI dan Program Pendidikan Vokasi UI. Saya berharap agar kerja sama dengan TNI AD semakin erat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pelatihan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian mayarakat di masa depan,” kata Sigit.
Dr. Pitoyo, SS, M.IKom, Tribun Network yang menjadi narasumber untuk materi media relations mengatakan, bahwa di era digital dan maraknya media sosial, maka siapapun termasuk lembaga militer TNI AD perlu untuk mengisi ruang digital dengan pesan-pesan tentang program kerja TNI AD. Penyampaian pesan TNI AD dapat dilakukan melalui berbagai media, media massa, media online bahkan melalui media sosial.
Menurut Dr Pitoyo, pada saat pandemi Covid 19 ini, TNI AD memiliki peran sangat strategis sebagai fasilitator vaksinasi. Masyarakat juga menyambut baik program vaksinasi yang diselenggarakan TNI AD . Hal ini menjadi peluang bagi TNI AD untuk mempublikasikan kepada masarakat baik melalui melalui media massa, portal berita online maupun media sosial, agar terjadi percepatan vaksinasi covid 19 di negeri ini.
“Banyak personel TNI AD yang punya akun media sosial, nah pesan bisa disampaikan dengan gaya personal yang santai, sehingga akrab dengan masyarakat, ” kata Dr. Pitoyo.
Aktivitas media relations, lanjut Pitoyo, sangat sederhana, diantaranya mengirimkan siaran pers atau press release ke media yang sudah dikenal dengan baik. Saat ini banyak media online bermunculan, sebaiknya cari media yang sudah terdaftar di Dewan Pers, yang memiliki reputasi baik. Selain itu, bisa juga menyelenggarakan konferensi pers, misalnya tentang vaksinasi covid 19 atau menjadi narasumber terkait kegiatan TNI AD di masyarakat.
Prinsip media relations, kata Pitoyo yang mengawali karier menjadi wartawan ini adalah, kejujuran dan kredibilitas perlu menjadi titik tumpuh pemberitaan. Selain itu pemberitaan perlu dilengkapi dengan foto, video, dan infografis.
“Dulu berita itu hanya disajikan dalam bentuk teks dan foto, saat ini perlu dilengkapi dengan video dan infografis, agar lebih menarik perhatian di tengah membanjirnya pesan di media,” jelas Pitoyo.