Kar perempuan tahan banting yang seringkali menghadapi perempuan bunting. Suatu kali, tangannya harus bermandikan darah. Menahan mual meski tetap ingin muntah. Tidak ada yang bisa melakukannya, kecuali ia. Bukan mereka tidak bisa. Tetapi, hanya Kar satu-satunya perempuan yang rela melajang sampai tua. Untuk menangani ratusan bayi. Kar sampai lupa siapa saja. Barangkali masih ada yang diingat, tetapi tidak begitu banyak.
Menjadi dukun bayi memang tidak ada larangan untuk menikah. Tetapi, Kar ingin saja tidak menikah. Ada beberapa laki-laki melamar Kar, tetapi mereka semua ditolak. Entah apa di pikiran Kar. Ia memutuskan untuk hidup sendiri, menjadi perawan tua, barangkali sampai ia mati.
Pekerjaan Kar tidak menentu. Sehingga, ia habiskan waktunya untuk nyekar. Seringkali ia menabur bunga di atas gundukan tanah entah milik siapa. Maklum, pemakaman desa tidak biasa menancapkan nisan dengan nama. Hanya kuburan orang tua Kar yang bernama, itu pun menggunakan kayu pipih bekas bangunan rumah. Kayu itu dicat warna merah, bertuliskan Pajiem dan Parjono. Kar sudah mendapat izin dari kepala desa, bahkan warga yang menganjurkannya. Selebihnya, hanya sepotong bambu atau batu sebagai tanda.
Kar terus nyekar, selagi tidak mendapat panggilan.
Ada perasaan khawatir ketika Kar nyekar. Ia takut kalau kuburan-kuburan itu tidak terawat. Di desanya para perempuan sibuk bekerja di kabupaten. Kar tidak tahu betul mereka bekerja sebagai apa. Anehnya, membuat panggilan biyung tidak terdengar di telinga Kar. Lantaran, para perempuan itu dipanggil ibu, bunda, ummi, atau mamih oleh anak-anak mereka. Kar heran, kenapa kabupaten bisa merubah panggilan. Sekalipun ia tetap dipanggil Kar.
Sedangkan para laki-laki di desanya sibuk bermain dara. Dan para anak menonton bapaknya. Kar menduga mereka lupa ada pemakaman di sudut desa. Atau barangkali malas ke sana. Lantaran jalan menuju kuburan masih bebatuan yang dibaluti tanah liat. Kar hanya menduga. Tidak ada niatan untuk bertanya. Toh, mereka hanya membutuhkan tenaga Kar sebagai dukun bayi. Bukan pertanyaan atau petuah dari perawan tua seperti ia.
***