Keberadaan Azali itu ADA

Kemana pun kita menghadap, pasti melihat ADA. Silakan menoleh ke kanan, kiri, menunduk, mendongak, putar belakang, dst. yang kita saksikan hanya ADA. Namanya saja yang banyak, sebagai identitas mereka. Lalu, apakah semua keberadaan itu muncul begitu saja? Tiba tiba nongol?

 

Pastilah keberadaan ini semua ada yang mengadakan. Argumentasi ini didasarkan atas kebenaran aksiomatis beserta konsekuensi konsekuensinya. Beranikah kita menerima kebenaran ketika ia hadir, walaupun kita merasa ada keanehan dengan yang dialami sehari-hari? Dan beranikah kita tidak bersepakat tentang suatu kebenaran bukan karena kebenaran tersebut dirasa janggal atau tidak sesuai dengan pengalaman sehari-hari? Karena kita memang belum paham atau mengakui sebagai ketidakbenaran lalu bersediakah berdiskusi lebih lanjut ?

 

Sebenarnya bagi suatu dugaan kebenaran yang terbukti melanggar salah satu saja dari aksioma, sudah menunjukkan ketidak-validan sesuatu dugaan kebenaran tersebut (menjadi tidak benar). Hanya saja ada beberapa orang yang mungkin tidak mudah dalam memahami suatu aksoma. Maka itu, patut disodorkan dua bentuk aksioma, agar salah satu ada yang dapat dipahami dan pada akhirnya dapat diketahui di manakah letak pelanggarannya. Dari dua bentuk aksioma tersebut menjelaskan konsekuensi-konsekuensi logis yang ditinjau dari arah manapun yang menegaskan adanya suatu kebenaran tertentu.

 

Mari kita mulai..

Kebenaran Aksioma:

1. Ketiadaan tidak memiliki wilayah, sedangkan keberadaan memiliki wilayah (dimana ada keberadaan disitu ada wilayah)

2. Sesuatu tidak dapat melampaui dirinya sendiri kecuali mendapatkan penambahan dari lainnya.

 

UJI KEMUNGKINAN 1:

– Jika penciptaan “ada” berasal dari “ketiadaan”, maka ini berarti = “adanya sesuatu” berasal dari “yang tidak memiliki wilayah” = “adanya sesuatu (yang memiliki wilayah)” berasal dari “yang tidak memiliki wilayah” = “wilayah” berasal dari bukan wilayah” = “yang tidak memiliki wilayah” dapat menghadirkan “wilayah” = “yang tidak memiliki wilayah” (harus) memiliki wilayah bagi kehadiran “wilayah” lainnya = “ketiadaan memiliki wilayah” = MELANGGAR KEBENARAN AKSIOMA KE-1

 

Konsekuensi logis:

– Penciptaan adalah bukan dari “ketiadaan” menghadirkan “ada”, melainkan dari… “ada” menghadirkan “ada” lainnya

– Ini juga menegaskan bahwa penciptaan sesuatu selalu berada dalam wilayah keberadaan, karena di luar dari keberadaan hanya ada keberadaan itu sendiri.

 

UJI KEMUNGKINAN 2 :

– Jika penciptaan “ada” berasal dari “keberadaan”, maka ini berarti = “adanya sesuatu yang lain” berasal dari “keberadaan (yang memiliki wilayah)” = “adanya sesuatu lainnya (yang memiliki wilayah)” berasal dari “sesuatu yang juga memiliki wilayah”.

Ini berarti telah terdapat penambahan luas wilayah sebelumnya = MELANGGAR KEBENARAN AKSIOMA NOMER 2

 

Konsekuensi logis:

> Tidak terdapat penambahan perluasan wilayah yang baru, melainkan kemunculan keberadaan yang baru berada dalam wilayah yang sama.

> Ini juga menegaskan bahwa, penciptaan sesuatu selalu berada dalam wilayah keberadaan, karena di luar dari keberadaan hanya ada keberadaan itu sendiri.

 

KONSEKUENSI LEBIH LANJUT:

– Jika semua keberadaan yang telah diciptakan (diadakan) dilenyapkan, maka ia lenyap ke wilayah yang sama, atau hilang kembali kepada keberadaan yang sama. Ini bagaikan terciptanya es yang tidak menambahkan luas air yang mewadahinya (es), dan lenyapnya es adalah merupakan tersembunyinya es ke dalam air

– Jika seluruh keberadaan melalui proses penciptaan tersebut (dihadirkan) untuk kemudian ditiadakan, maka peniadaan keseluruhan dari keberadaan tersebut masih berada dalam wilayah (keberadaan).

 

Sehingga menelusuri mundur sejarah penciptaan dari telah hadirnya segala sesuatu yang pernah diciptakan (dihadirkan) kepada masa (zaman, waktu, tempo) dimana keberadaan hasil ciptaan tersebut belum pernah hadir, maka akan selalu ada keberadaan yang lebih luas (meliputi) dari seluruh keberadaan yang pernah dihadirkan, sehingga selalu berakhir kepada Yang Serba Meliputi. Itulah ADA yang hakiki.

 

Jika DIPAKSAKAN bahwa selalu ada pencipta (katakanlah Tuhan), atau Yang Meliputi selalu menjadi yang diliputi oleh yang meliputi lainnya (hanya ada keberadaan berawal dan tidak ada keberadaan tak berawal), maka ini sama saja menegaskan telah terjadi penambahan perluasan keberadaan dari sebelumnya yang merupakan kemustahilan>>> (MELANGGAR KEBENARAN AKSIOMA KE-2).

 

Sehingga keberadaan yang serba meliputi itu ADA, dan HARUS merupakan keberadaan yang tak berawal yang bersifat AZALI dan ABADI.

Pos terkait

banner 468x60