Femme Fatale dalam Politik

Sejarah peradaban manusia mencatat, dalam preseptif agama (perempuan) yaitu Hawa menjadi penyebab diturunkannya Adam ke bumi. Lebih lanjut, perempuan dalam mitologi Yunani yang diidentikkan dengan istilah femme fatale dalam perang Helen Of Troy menjadi biang perang besar antara dua peradaban dan dihantui kehancuran. Di dalam politik, perempuan bisa saja dianggap berbahaya jika kebengisan dalam femme fatale nya aktif. Tidak ada yang tidak mungkin selagi femme fatale hidup disetiap jiwa perempuan. Lalu apa sebenarnya Famme Fatale ini?

Femme Fatale merupakan istilah yang berasal dari bahasa Prancis, yaitu “Femme” yang artinya perempuan, dan “Fatale” yang berarti mematikan. Dikutip dari kamus Larousse, Femme Fatale adalah frasa untuk perempuan yang mematikan atau punya pesona yang tak tertahankan. Dalam artian, istilah tersebut digunakan untuk merujuk seorang perempuan yang menarik banyak laki-laki.

La Langue Francaise melansir, femme fatale adalah perempuan yang menarik dan menggoda, tetapi berbahaya dan dapat menyebabkan kehancuran bagi laki-laki yang jatuh cinta padanya. Singkatnya, femme fatale adalah istilah untuk perempuan yang punya pesona namun sangat berbahaya. Mengapa berbahaya? Hal ini karena kualitas yang dimiliki oleh seorang femme fatale sejati yang tak dapat ditemui pada perempuan lainnya. Mereka mampu membuat banyak laki-laki hancur hanya dengan menjadi diri sendiri. Tak sekadar penampilan yang cantik dan rupawan, sikap atau attitude juga menjadi penentu seseorang untuk dapat memancarkan karismanya yang sangat menggoda sebagai femme fatale.

Femme fatale dalam politik sejatinya merujuk pada perempuan yang menggunakan daya Tarik kecantikan, kelicikan, dan strategi untuk mencapai tujuan politiknya. Dari era kuno hingga saat ini peradaban manusia tidak luput dari keberadaan femme fatale tersebut. Seperti era Mesir Kuno, diera ini terdapat perempuan mengerikan yang bernama Cleopatra sang ratu Mesir Kuno. Dari kecantikan dan kecerdasaannya ditambah seni bermain peran yang mahir, ia cukup memaikan peran dengan baik dalam politik dan kekuasaanya. Selain itu, Ratu Cleopatra dikenal memiliki hubungan politik dengan Julius Caesar dan Mark Antony, serta perannya dalam konflik yang menyebabkan pembentukan kekaisaran Romawi dan peralihan Mesir menjadi provinsi Romawi. Sedang di era dewasa ini kita semua pasti tidak asing dengan nama Hillary Clinton. Sosok peremouan jenius lihai bersiasat dan mempunyai paras yang cantik. Karir politiknya dimulai menjadi senator Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri, Ibu Negara dari suaminya Bill Clinton (Presiden AS Ke 42), hingga menjadi calon presiden dari partai demokrat. Karirnya yang terakhir dicatat oleh sejarah sebagai perempuan pertama yang menduduki puncak tiket presiden dari partai besar di Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, rasa-rasanya sosok Megawati Soekarno Putri tepat dijuluki sebagai femme fatale. Ia merupakan keturunan Soekarno (Presiden pertama Indonesia) yang memiliki kenekadan dan insting politik yang tajam. Tak tanggung-tanggung ia merupakan ketua umum Partai PDI-P, partai pemenang parlemen pada pemilu 2024. Gimmik yang dimainkan olehnya sering berbau kontroversi. Walaupun demikian, dirinya tetap popular diera sekarang dan sering mendapat julukan ibu bangsa.

Didalam dunia politik memang siapa saja bisa jadi kawan ataupun lawan tergantung kepentingan yang ingin dicapai. Akan tetapi, seorang perempuan ketika terjun kedunia politik pasti sering diwaspadai karena kecantikan yang dimiliki perempuan bisa menghancurkan seorang laki-laki. Tidak jarang perempuan dalam politik menggunakan cara-cara bringas untuk mencapai kekuasaannya. Femme fatale seperti inilah yang perlu didiagnosa lebih awal oleh masyarakat, jangan sampai telat menyadari karena kecantikannya saja bisa menjadi senjata pembunuh berdarah dingin, lagi-lagi tidak ada yang tidak mungkin.

Pos terkait

banner 468x60