Permainan rakyat merupakan salah satu objek pemajuan kebudayaan yang pengembangannya dijamin oleh UU Pemajuan Kebudayaan. Sangat disayangkan, sampai dengan saat ini di Jember, tampak belum ada keseriusan dari dinas-dinas terkait untuk mengembangkan aneka permainan rakyat yang ada.
Menanggapi realitas tersebut sekaligus sebagai upaya untuk merintis pengembangan permainan rakyat, dua kelompok riset dari Universitas Jember, Lingkar Kajian Ekokultural dan Pengembangan Komunitas (NiraEntas FIB UNEJ) dan Pusat Studi Pemajuan Kebudayaan (Pusakajaya-UNEJ) bekerjasama dengan Dewan Kesenian Jember (DeKaJe) menggelar lomba gobak sodor tingkat anak-anak di Lingkungan Jambuan Kelurahan Antirogo, Jember. Acara yang diselenggarakan pada Minggu, (11/9), berlangsung dari pagi hingga siang, di bawah rimbunnya papringan/barongan (rumpun bambu).
Diikuti puluhan anak Jambuan, lomba ini menghadirkan kebahagiaan bagi anak-anak dan para orang tua yang ikut mendukung perjuangan anak-anak mereka. Dalam pelaksanaan lomba, anak-anak begitu bersemangat untuk menjaga wilayah agar tidak bisa diterobos oleh lawan mereka. Seringkali mereka tertawa lepas ketika ada yang bisa menerobos penjagaan lawan sehingga bisa mendapatkan poin sebagai modal untuk lanjut ke babak berikutnya.
Lomba gobak sodor ini merupakan kegiatan pembuka dari gelaran Purnama di Jambuan yang berlangsung dari pagi hingga malam dan melibatkan warga Jambuan dan para seniman rakyat. Koordinator Pusakajaya-UNEJ, Dr. Ikwan Setiawan, menjelaskan bahwa permainan rakyat termasuk objek pemajuan kebudayaan yang keberadaannya harus dikembangkan oleh Negara, dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.
“Jadi, dinas-dinas terkait di Jember harus memikirkan dan membuat kebijakan untuk mengembangkan gobak sodor dan permainan rakyat lainnya, karena UU Pemajuan Kebudayaan secara tegas mewajibkan pemerintah kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk secara sistematis memajukan budaya,” jelasnya di tengah-tengah menonton lomba.
Lebih lanjut, dosen Fakultas Ilmu Budaya UNEJ ini menegaskan bahwa Pusakajaya-UNEJ berkomitmen untuk melakukan kajian dan pendampingan terhadap upaya untuk mengembangkan permainan rakyat dan objek pemajuan kebudayaan lainnya. Ia berharap keterlibatan kelompok riset UNEJ bisa membantu aktivitas pemajuan kebudayaan di Jember yang terkenal karena keragaman kulturalnya. Ini membuktikan bahwa UNEJ juga memiliki kepedulian dan komitmen terhadap pemajuan kebudayaan sebagai salah satu fundamen nasionalisme melalui kerja-kerja Tri Dharma.
Sementara, Dr. Eko Suwargono, Ketua Umum DeKaJe menjelaskan bahwa kegiatan lomba ini merupakan upaya rintisan untuk menghidupkan-kembali dan mengembangkan permainan rakyat yang sangat bermanfaat untuk generasi penerus bangsa.
“Dalam permainan gobak sodor, kita mengajak anak-anak untuk membiasakan karakter solidaritas dalam perjuangan, siap berkompetisi dengan riang gembira, serta menumbuhkan sportifitas,” tuturnya di sela-sela menonton lomba.
Lebih lanjut ia mengatakan, lomba gobak sodor ini hanyalah awalan untuk menumbuhkan minat anak-anak Jambuan untuk memainkan-kembali permainan ini di sela-sela waktu senggang mereka setelah bersekolah. Ketika mereka sudah biasa memainkan permainan rakyat, ke depan lebih mudah untuk menjalankan program-program lain bersama anak-anak dan warga Jambuan.
Rencananya, lomba gobak sodor dan permainan rakyat lainnya akan diselenggerakan secara rutin setiap dua bulan sekali, mengikuti jadwal Purnama di Jambuan. Anak-anak dan warga Jambuan menyambut hangat rencana tersebut karena bisa menjadi kegiatan yang cukup positif.
“Kami mewakili warga Jambuan sangat berterima kasih atas terselenggaranya lomba gobak sodor, karena anak-anak kami bisa membiasakan diri dengan sikap-sikap baik dalam kehidupan,” ujar Pak Dandik, warga Jambuan yang terlibat aktif dalam kegiatan.
Tentu saja, sebagai upaya rintisan, permainan gobak sodor akan terus dikembangkan melalui gotong-royong dan sinergi dengan melibatkan banyak pihak yang berkepentingan agar bisa lebih komprehensif dan memberdayakan.