Indonesia, 13,5% orang dewasa usia 18 tahun ke atas kelebihan berat badan, sementara itu 28,7% mengalami obesitas dan berdasarkan indikator RPJMN 2015-2019 sebanyak 15,4% mengalami obesitas.
Apakah anda termasuk obesitas?
Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh. Penyebab mendasar dari obesitas dan kelebihan berat badan adalah ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan.
Jika berbicara mengenai obesitas maka tidak akan lepas dengan yang namanya visceral fat. Visceral fat/lemak visceral adalah Lemak yang membungkus organ dalam di balik otot (jika lemak bawah kulit bisa di cubit, sedangkan lemak visceral tidak bisa). Lemak yang menumpuk di dalam rongga perut dan ini sangat berbahaya. Karena visceral fat sebenarnya berfungsi untuk melindungi organ internal dalam tetapi tidak boleh melebihi 10-15% dari jumlah total lemak tubuh. Jika visceral fat kita berlebih maka akan memicu berbagai macam penyakit.
Tanda kita mempunyai lemak visceral berlebih
salah satu tandanya yaitu perut buncit (obesitas sentral). Obesitas sentral adalah obesitas yang menyerupai apel, yaitu lemak disimpan pada bagian pinggang dan ronga perut. Penumpukan lemak ini disebabkan oleh jumlah lemak berlebih pada jaringan lemak subkutan (lemak bawah kulit) dan lemak visceral perut. Penumpukan lemak viseral merupakan bentuk dari tidak bekerjanya jaringan lemak subkutan dalam menghadapi kelebihan energi akibat konsumsi lemak berlebih. Dengan bertambahnya usia, prevalensi obesitas sentral mengalami peningkatan. Peningkatan usia akan meningkatkan kandungan lemak tubuh total, terutama distribusi lemak pusat.
Bahaya Visceral Fat
Antara lain: Sleep apnea, asma, fatty liver, batu empedu. Gangguan ginekologis seperti gangguan menstruasi, infertilitas, polycystic syndrome yang lebih kita kenal sebagai PCOS. Stroke, katarak, serangan jantung, diabetes, asam urat, hipertensi, dan kanker. Selain itu obesitas sentral dapat menyebabkan resistensi insulin. Peningkatan resistensi insulin terjadi bersamaan dengan peningkatan kadar lemak dalam tubuh.
Yang dapat menyebabkan visceral fat bertambah yaitu factor genetik dan lifestyle, terutama makanan. Faktor keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir. Jika salah satu orang tua obesitas, maka peluang anak akan obesitas sebesar 40- 50%. Dan apabila kedua orang tua obesitas maka peluang anak akan mengalami obesitas sebesar 70-80%.
Bagaimana menghilangkannya yaitu dengan cara:
- Mengatur asupan makanan (diet)
- Konsumsi Makanan yang Bernutrisi
- Ganti Camilan jadi Lebih Sehat
- Seimbangkan Kalori yang Masuk
- Kurangi minuman beralkohol dan
- Rutin berolahraga.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah resistensi insulin, antara lain: Menurunkan berat badan berlebih, menerapkan gaya hidup aktif dan rutin berolahraga, menghindari pola makan tinggi kalori dan lemak, mengonsumsi vitamin D. Vitamin D dikaitkan dengan kemampuan tubuh mengontrol gula darah dengan lebih baik.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, di katakan bahwa jika batas aman lingkar perut normal untuk pria adalah 90 cm dan untuk wanita adalah 80 cm. Lingkar perut yang melebihi batas ini menandakan bahwa anda memiliki lemak perut yang berlebih. Untuk mengukur lingkar perut, anda hanya memerlukan pita pengukur. Deteksi obesitas dapat juga diketahui dengan mengukur IMT (Indeks Massa Tubuh), seseorang dikatakan Obesitas jika mempunyai IMT di atas 27. Cara menghitung IMT yaitu:
Indeks massa tubuh (IMT) = berat badan (kg) : tinggi badan (m)²
Obesitas mempengaruhi sebagian besar proses fisiologis dan memodifikasi fungsi sistem di dalam tubuh termasuk sistem kekebalan tubuh. Obesitas merusak kekebalan tubuh kita dengan mengubah respon sitokin, mengakibatkan terjadinya penurunan respon sel sitotoksik, sel imunokompeten yang memiliki peran anti-virus, selain itu dapat mengganggu keseimbangan hormon endokrin, seperti leptin, yang mempengaruhi interaksi antara metabolisme dan sistem kekebalan.
Obesitas juga dapat menyebabkan keterlibatan molekul spesifik jaringan lemak dalam membentuk lingkungan yang menguntungkan untuk penyakit dengan penyebab kekebalan. Sel dendritik dengan peran sebagai penghubung penting antara imunitas bawaan dan adaptif, menghasilkan dua kali lipat lebih banyak sitokin, interleukin imunosupresif sebagai kontrol, dan pada akhirnya merangsang produksi IL-4 empat kali lipat lebih banyak dari sel T alogenik. Ada juga dampak negatif dari kemampuan sel dendritik dan mendapatkan respon sel T yang tepat untuk stimulus umum seperti pada infeksi virus. keadaan obesitas dikaitkan dengan peningkatan atau penurunan total limfosit dalam darah perifer. Sel T CD8+ berkurang dan sel T CD4+ bertambah atau berkurang. Respon sel B dan T juga terganggu pada pasien obesitas, dengan penurunan respon proliferasi limfosit.
Kesimpulannya obesitas adalah hasil dari gangguan keseimbangan energi yang mengakibatkan pada penambahan berat badan. Obesitas dikaitkan dengan gangguan metabolisme yang menyebabkan terganggunya sistem kekebalan tubuh. Orang yang memiliki berat badan berlebih memiliki risiko lebih besar untuk penyakit kronis. Sel-sel sistem kekebalan tubuh memainkan peran penting dalam terjadinya obesitas dan penyakit kronis, sebagaimana dibuktikan oleh adanya aktivasi dan disfungsi leukosit dalam jaringan metabolisme seperti jaringan lemak, hati, pankreas, dan pembuluh darah. Untuk menjaga agar kesehatan tubuh tetap terjaga pada obesitas yaitu dengan cara menurunkan berat badan, diet sehat,rutin berolahraga, kurangi minuman beralkohol dan berhenti merokok.