Tuhanku
Sungguh aku bukanlah ahli agama
Bukan pula sang alim nan alamah
Tapi
Aku takut akan ketidak-tahuan
Hingga tak punya keyakinan atas – Mu
Dan aku pun khawatir
Sehingga was-was dan bodoh akan Mu
Tuhanku
Betapa banyak khabar dan berita
Hingga teguran dan peringatan
Telah Engkau sampaikan
Bahkan coba, uji, dan azab
Engkau timpakan
Tapi aku tetap diam dan membisu
Jangankan bersegera tuk berdiri
Dan sambut salam – Mu
Namun justeru ku balikan badan
Dan enggan menatap Cahaya – Mu
Aku pun “malah” berlalu
Tuhanku
Hari – hari berlalu
Niat dan keinginan
Hanyalah kembang atau hiasan
Hingga karenanya ku tersandera
Dan terbelenggu dalam angan
Entah berapa lama lagi
Entah seberapa banyak lagi
Dan entah kapan lagi
Hati dan keinginan menyatu
Pikiran dan tindakan berpadu
Menjelma ketaatan hamba
Mewujud pada bakti sang abdi
Tuhanku
Perih dan tangis di jiwa ini
Seakan tak mampu tuk goreskan
Kalam – Mu di hati
Menjerit
Terik batin ini laiknya suara kereta
Yang datang dan berlalu
Tuhanku
Pada sepenggal akhir langkah
Dan dalam sisa tarikan nafas
Ku hanya berharap
Dengan izin dan atas kuasa – Mu
Satu pertemuan dan peleburan milik – Mu
Sebuah perjumpaan akan damai
Pada cinta – Mu
Pencarian
