Sebagai upaya untuk memperkuat posisi Universitas Jember dalam upaya pemajuan kebudayaan sebagaimana diamanahkan UU No. 5 Tahun 2017, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UNEJ, menggelar Focus Group Discussion (FGD). Acara yang berlangsung di Hotel Meotel, 9/5/22, menghadirkan Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa dan Masyarakat Adat (KMA), Direktorat Kebudayaan, Kemendikbud Ristek, Sjamsul Hadi, S.H., M.M. beserta tim.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Yuli Witono, Ketua LP2M UNEJ, berharap FGD ini bisa meretas jalan bagi kerjasama strategis antara Direktorat Kebudayaan dengan UNEJ yang berada di tengah-tengah masyarakat Tapal Kuda dengan beragam budaya lokalnya.
Sementara, Wakil Rektor III UNEJ, Prof. Bambang Kuswandi, Ph.D., dalam sambutan sebelum membuka acara, mengharapkan para dosen serta mahasiswa ikut terlibat aktif dalam upaya pemajuan kebudayaan. Ke depan, kerjasama dengan Direktorat Kebudayaan akan diusahakan bisa terwujud agar tercipta sinergi antara kementerian dan UNEJ, sehingga bisa bersama-sama menjalankan tanggung jawab pemajuan kebudayaan berdasarkan peran masing-masing.
“Setidaknya, kita bisa terus mencintai budaya leluhur melalui usaha pemajuan. Bagaimanapun juga kecintaan kita terhadap budaya akan menunjukkan kecintaan terhadap bangsa,” ucap Prof. Bambang penuh semangat.
Sjamsul Hadi dan tim dalam kesempatan ini memaparkan strategi dan kebijakan pemajuan kebudayaan yang bisa melibatkan perguruan tinggi, baik dalam aspek perlindungan, pengembangan, pemanfaatan maupun pembinaan. Dengan cakupan kegiatan yang sangat luas, Direktorat Kebudayaan membutuhkan kerjasama dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi.
“UNEJ ini memiliki SDM melimpah dalam bidang kebudayaan, sudah semestinya ikut memikul tanggung jawab pemajuan kebudayaan. Kami terbuka untuk kerjasama dengan UNEJ agar kekayaan budaya di wilayah Tapal Kuda bisa dikembangkan. Silahkan pimpinan UNEJ dan LP2M berkunjung ke Direktorat Kebudayaan, kami siap memfasilitasi,” tutur Sjamsul Hadi.
Selain para dosen, ke depannya, para mahasiswa UNEJ juga bisa diikutkan dalam KKN tematik terkait pemajuan kebudayaan. Saat ini yang menjadi pilot project adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang akan melakukan KKN di wilayah Muna, Buton. Dalam KKN ini, mahasiswa akan mendampingi masyarakat adat di luar Jawa untuk mendata sepuluh objek pemajuan kebudayaan serta mendesain usaha kreatif bersama warga.
Menanggapi tawaran tersebut, Dr. Ali Badrudin, M.A., yang menggawangi KKN di LP2M UNEJ, menjelaskan bahwa berdasarkan pengalaman sejak 2017, UNEJ siap bekerjasama untuk menyelenggarakan KKN tematik pemajuan kebudayaan.
“UNEJ selama ini sudah mendesain dan menjalankan KKN tematik untuk mengembangkan potensi desa, bahkan mendapatkan penghargaan di tingkat nasional. Ini tentu bisa menjadi modal untuk menjalankan KKN tematik di masyarakat adat,” ujar lelaki kelahiran Pati Jawa Tengah ini.
Dalam acara ini, para peneliti Pusat Kajian Pemajuan Kebudayaan (Pusakajaya) dan undangan dari beberapa fakultas di UNEJ juga melontarkan pertanyaan, harapan, dan masukan terkait kemungkinan kerjasama dan usaha konkrit pemajuan kebudayaan. Suasana FGD pun berlangsung dinamis dengan tanggapan dan penjalasan yang disampaikan Direktur KMA dan tim.
Setidaknya, melalui kegiatan ini UNEJ bisa menempatkan dan memperkuat dirinya sebagai pusat pengembangan dan pemajuan budaya lokal di kawasan Tapal Kuda, pada khususnya, dan Jawa Timur pada umumnya.