Si Budi hilang tertelan zaman 

Si Budi yang dahulu berjualan koran

Menginspirasi musisi

Menjadi lagu

Tentang kemurungan hidup

Tentang kerasnya mengais uang

Di ibukota

Dan soal membagi waktunya

Antara kerja memenuhi kebutuhan hidupnya

Dan sekolah demi mencapai cita-citanya

 

Budi sudah hilang

Ceritanya

Hanya menjadi catatan

Bahwa dulu pernah ada

Kejayaan koran dan majalah

Membuka peluang

Bagi loper koran

Mendapatkan receh

Dari hasil penjualan

Koran dan majalah

Keuntungan kecil sekedar dapat memenuhi kebutuhan minimum

 

Kisah si Budi hilang tentu bukan masalah

Sekeping nama yang tak diperhitungkan

Sekedar balada

Nyanyian hiburan

Bisa dikesampingkan

 

Zaman berubah cepat

Koran dan majalah

Tak lagi kuat bertahan

Kalah oleh laju peradaban

Mati dilindas tekhnologi

 

Semua serba cepat

Tinggal lihat you tube saja

Berita apapun tersebar dengan bebas

Bahkan bisa siaran langsung dari tempat kejadian

Tak perlu lagi televisi

Tak perlu lagi menanti

Acara siaran berita

Menunggu berjam-jam

 

Televisi saja kalah cepat

Terkungkung ikuti program acara yang telah disusun

Apalagi koran dan majalah

Terlalu lambat

Mesti menunggu esok hari

Bahkan majalah terbitnya mingguan atau bulanan

 

Lewat proses panjang jalur produksi juga distribusi dan itu tidak menyenangkan

Menunggu itu membosankan

 

Apalagi menunggu

Keingintahuan

Rasa ingin tahu

Rasa ingin yang lebih dulu tahu

Mengalahkan rasa lapar yang bisa ditahan

Menunggu hantaran pesanan di restoran

 

 

Kalah cepat

Sekarat pelan-pelan

Akhirnya mati

Tumbang satu-persatu

Ditutup selamanya

Pos terkait

banner 468x60