Mari sedikit ‘pusing’ mengenal filsafat moral.
Jika anda diajukan pilihan dari empat (kuadran) keadaan moral di bawah ini, yang manakah paling anda sukai?
1. BENAR DAN BAIK;
2. BENAR TAPI TIDAK BAIK;
3. BAIK TAPI TIDAK BENAR;
4. TIDAK BAIK DAN TIDAK BENAR.
Ingat, anda tidak disuruh atau dipaksa untuk memilih. Anda hanya ditanya yang mana yang anda sukai.
Ternyata semua orang yang saya tanya (termasuk semua mahasiswa saya) suka kepada kuadran pertama: BENAR DAN BAIK. Pasti anda pun demikian, bukan?
Nah, jika anda menjawab ‘bukan’ atau berbeda dari kuadran pertama, maka anda tidak berada dalam wilayah pikir universal atau hukum alam atau sunnatullah. Anda telah memasuki wilayah preferensi ‘duniawi’ anda.
Saya buktikan hal itu dengan bertanya di kelas filsafat yang saya asuh beberapa hari yang lalu, ketika debat Capres telah berlangsung.
Jawaban mahasiswa menjadi rame, karena pikiran mereka dipengaruhi oleh rasio pilihannya masing-masing.
Ada yang mulai ‘memilih’ BENAR TAPI TIDAK BAIK. Padahal saya tidak meminta mereka untuk memilih. Saya hanya minta untuk menentukan suka atau tidak suka saja.
Seorang mahasiswa (Pascasarjana) yang kritis berdalih karena katanya, hanya Nabi dan Malaikat yang benar dan baik. Manusia umumnya berada pada kuadran 2, 3 dan 4.
Itulah yang sekarang terjadi. Hampir semua kita sekarang berada dalam wilayah preferensi. Luar biasa ternyata pengaruh politik terhadap kecenderungan berpikir orang.
Di antaranya ada yang menyarankan untuk memilih yang benar meskipun tidak baik. Alasannya karena yang benar mestilah baik dan yang baik belum tentu benar.
Ajaran moral itu bukan suatu pilihan. Ajaran moral adalah suatu yang afirmatif. Putih atau hitam, ya atau tidak. Diktum moral dalam ajaran agama bukan dalam bentuk pilihan. Tuhan tidak menyuruh kita memilih Surga atau Neraka. Tuhan ingin kita semua masuk Surga. Jika pun kita masuk neraka itu adalah karena akibat preferensi duniawi kita, bukan kehendak Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Jadi, kalau kita terpaksa masuk wilayah preferensi, pilihlah yang nantinya diperkirakan cenderung kepada yang benar dan baik.
Selamat bertafakur.