Aku bertanam nafas istri dan anak anak
Di gulur petak tanah yang dimakamkan
Biji dan benih di kamar tidurku
Mendengar kerisik rayap listrik
Semenjak itu, mata dan dadaku
Rajin menerka musim dan matahari
Tanpa cacing dan fotosintesis dedaunan
Biji humus dan cacing tanah
Berniat mengkhatamkan pujian meja makan
Tapi musim melompat membawa balon meletus
Dan gelembung sabun
Lengkingnya menusuk nyali
Merapuhkan dengkul yang terus terkilir di sepanjang pematang