Jember- Kohati (Korps HMI Wati) Cabang Jember kolaborasi bersama komunitas peduli pelecehan seksual dan organisasi mahasiswa ekstra (ormek) adakan diskusi publik dengan tema “Speak Up Lawan Kekerasan Seksual di Kampus” di Kancah Anyar Caffe & Resto UIN Khas Jember. (4/9).
Adanya isu pelecehan seksual yang terjadi di kampus, menggerakkan komunitas dan ormek di Jember untuk membahas dan mendorong pembentukan satgas (satuan tugas) pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus. Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Ketua Bidang Eksternal Kohati HMI Cabang Jember, Gulut Hotul Soliha.
“Kegiatan diskusi publik dilakukan karena adanya konsolidasi dari ormek dalam menanggapi kasus pelecehan seksual di salah satu kampus di Jember dan belum adanya satgas untuk menangani kekerasan seksual. Jika sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2021 bahwa setiap universitas harus ada satgas untuk menangani kekerasan seksual,” ungkapnya.
Gulut juga menambahkan mahasiswa yang hadir dapat mendapat pengetahuan baru terkait penanganan jika terjadi pelecehan dan kekerasan seksual.
“Diskusi publik yang merupakan serangkaian kegiatan “September Hitam” membuat mahasiswa yang hadir mendapat insight baru yang positif, sehingga semisal kita sendiri atau orang dekat kita menjadi korban, dapat bertindak bukan hanya diam. Selain itu kampus harus menyedikan satgas, karena kampus di Jember yang memiliki satgas masih Universitas Jember dan Politeknik Negeri Jember,” tutupnya.
Selain itu, diskusi isu pelecehan seksual di kampus tersebut juga menjadi perhatian oleh salah satu peserta agar sering dilakukan. Citra Nur Asfiani menyampaikan bahwa mahasiswa perlu mengetahui wadah ketika terjadi kekerasan seksual.
“Penting dilakukan karena sebagai pengetahuan tentang kekerasan seksual, tentunya sebagai perempuan harus mengetahui wadah jika mengalami kekerasan seksual harus mengadu kemana. Nah di sini ada GENTARI yang menyediakan tempat mengadu kekerasan seksual terhadap perempuan,” ungkap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember tersebut.
Diskusi kolaboratif tersebut merupakan kolaborasi GENTARI yang dulu bernama “Sekolah Gender” bersama GAURI yang menaungi ORMEK GMNI, KOHATI, dan KOPRI.