Even Loemadjang Mbiyen dan Grebeg Suro digelar bersamaan di daerah wisata alam Hutan Bambu, desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Minggu (07/07).
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang Yuli Harismawati mengatakan, kegiatan ini bagian dari upaya Pemkab Lumajang untuk terus berkomitmen mengenalkan pariwisata dan ragam budaya yang ada di Kabupaten Lumajang.
“Kolaborasi Loemadjang Mbiyen dan tradisi ritual adat peringatan Satu Suro diselenggarakan di Wisata Alam Hutan Bambu Penanggal diharapkan menjadi pilihan paket wisata tahunan ke Lumajang” ujarnya.
Acara ini juga diikuti oleh puluhan UMKM mikro yang tersebar dari seluruh kecamatan di Lumajang.
“ada 41 stand yang menampilkan berbagai macam jajanan tradisional dan kerajinan tangan dari bambu sebagai oleh-oleh wisatawan pada acara ini” tambahnya.
Dengan demikian, wisatawan diharapkan membantu perputaran ekonomi para pelaku UMKM mikro pada even ini.
Pada even Loemadjang Mbiyen kali ini juga berkolaborasi dengan Even Candipuro Culture Festival. Salah satunya adalah tradisi Suroan masyarakat Sumbermujur, Penanggal yakni ritual pendam kepala sapi di Hutan Bambu Penanggal, Lumajang.
Tradisi Grebeg Suro diawali dengan arak-arakan gunungan hasil bumi, kepala sapi, ingkung dan abu rampen yang diiringi tarian oling. Tari oling sendiri merupakan tarian yang menggambarkan prosesi Grebeg Suro dimana oling atau belut berukuran besar biasanya menampakan diri di sumber mata air ketika prosesi pemendaman kepala sapi berlangsung.
Ritual ini dimaknai warga setempat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sudah menjadi kearifan budaya lokal masyarakat setempat secara turun temurun.
Even Loemadjang Mbiyen dan Tradisi Grebeg Suro ini diharapkan tidak hanya membawa nostalgia jaman dulu masyarakat Lumajang, akan tetapi juga dapat mengenalkan potensi wisata budaya dan alam Lumajang kedepannya, khususnya di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
