75 Tahun HMI: Pergolakan Pemikiran Kader

Plautus pernah berkata, manusia adalah serigala untuk manusia lainnya. Hal ini kerap dirasakan oleh beberapa orang yang berdiri diantara struktur-struktur tertentu dalam berbangsa dan bernegara.

Sejatinya manusia akan mencoba mengejar apa yang diharapkan dengan melakukan berbagai macam cara untuk mencapai hal tersebut, salah satunya adalah dengan berorganisasi serta menciptakan pengalaman-pengalaman dalam struktur sosial bernegara.

Bacaan Lainnya

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan salah satu pilihan organisasi ketika mahasiswa. Sebagai organisasi perkaderan dengan berpaham misi keumatan dan kebangsaan, HMI menjadi kawah candradimuka bagi para pemimpin bangsa di masa depan.

Menjadi calon pemimpin bangsa merupakan penataan keseragamanan sikap dalam totalitas nilai, tata sosial dan tata laku manusia dalam membentuk karakter serta kepribadian diri guna membangun kondisi sosial bernegara dengan landasan-landasan kebangsaan.

Dalam proses struktual organisasi akan terpilih seorang pemimpin untuk memimpin dalam periodisasi yang telah ditentukan. Misal dalam periodisasi kepemimpinan di HMI, pemimpin di Komisariat akan memimpin selama 1 tahun, kemudian Cabang juga 1 tahun, Badan Koordinasi (Back on) 2 tahun dan Pengurus Besar (PB) 2 tahun.

Pencapaian tersebut berdasarkan tiap tingkatan ditempuh dengan proses yang panjang pasca dinyatakan lulus Basic Training LK 1 dan mengucap sumpah sebagai anggota biasa dari HMI Cabang.

Banyak hal yang salah dipahami, memiliki posisi struktur tertentu adalah kemewahan yang sempurna dengan segenap kekuasaan yang dimiliki, kefanaan itu perlu didalami mengingat selalu ada periodisasi saat diberikan amanah dalam sebuah struktur.

Sebuah kalimat, “setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya”, Menjadi penting untuk dibedah bahwa tidak ada yang kekal dimiliki setiap manusia di dunia ini. Semua adalah kefanaan yang diberikan oleh Allah SWT sebagai uji coba ketahanan hati dan pikiran kita saat menjadi seorang kader.

Kader merupakan manifestasi dari pada anggota yang siap mengikhlaskan tenaga, waktu dan pikiran untuk hidup dan menghidupi organisasi (Tulang Punggung Organisasi). Tidak sedikit cobaan yang dialami oleh seorang kader, dia akan selalu diuji dengan berbagai permasalahan dari setiap tingkatan yang dicapai. Amanah seperti itu melahirkan tanggungjawab yang besar untuk selalu membuat keputusan berdasarkan pada kebenaran (hanif).

Sebaliknya, banyak yang mencoba untuk mengarahkan dan mempengaruhi setiap keputusan yang dibuat saat berkader berdasarkan kedekatan serta doktrinasi. Ketahanan hati dan fikiran sangat diperlukan dalam fase ini karena pergolakan pemikiran akan terjadi antara nafsu pribadi dan keharusan universal.

Pergolakan merupakan suatu masa kekeruhan dalam berfikir dan bertindak. Seringkali banyak yang tidak bisa melewati tantangan tersebut, sehingga nafsunya dikedepankan dengan mengorbankan khalayak ramai. Maka orang seperti itu belum layak disebut sebagai seorang kader.

Misalnya saat memutuskan untuk aktif/tidak dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh HMI, maupun kondisi tidak mampu menjaga keseimbangan dalam organisasi dan kampus yang harus berjalan beriringan (Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui).

Lafran Pane, pernah mengatakan walaupun CM, PPMI, KAMI dapat melakukan apa yang dilaksanakan HMI, namun ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan organisasi tersebut, yaitu perkaderan seperti yang dilakukan HMI. Dimana kader yang dihasilkan merupakan anggota yang berwawasan keislaman, keindonesiaan, kemahasiswaan dengan 5 kualitas insan cita dan bersifat independen.

Kader haruslah mengedepankan keharusan universal berdasarkan rasio keilmuan guna menimbang yang mana yang haq atau bathil (Independensi). Maka pergolakan dalam pengambilan keputusan selalu terjadi dalam setiap pemikiran kader, apakah ini benar ataukah itu yang benar untuk dijalankan.

Keberadaan dan kehadiran HMI wajib melahirkan para kader yang memiliki profesionalitas dengan tunduk kepada keilmuan dan etikanya. Dunia ini merupakan tempat lelah untuk menempuh suatu jalan dalam mencari ilmu, dengan pondasi keimanan yang kuat maka ilmu tersebut akan berguna dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.

Tulisan ini didedikasikan untuk seluruh kader yang selalu berjuang untuk menghidupi organisasi dengan syukur dan ikhlas. Selama 75 Tahun HMI selalu melahirkan kader-kader yang berkualitas dan berpengaruh dalam setiap kebijakan berbangsa dan bernegara.

Selamat Milad Himpunanku!

Pos terkait

banner 468x60