Komunikasi Efektif Di Tengah PPKM, Dr Pitoyo : Hindari Salah Paham Di Masyarakat, Pejabat Harus Jujur!

  • Whatsapp

Bandung – Komunikasi disaat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) cenderung kurang efektif dan membingungkan masyarakat karena kebijakannya disampaikan tanpa penjelasan detail ke masyarakat.

Dr. Pitoyo. SS, M.IKom, Ketua Umum Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) UNPAD menyampaikan pada webinar yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Jawa Barat dengan tema Pandemi ke Endemi : Berkawan dengan Covid 19, Komunikasi Persuasif Mengawal Kesadaran Publik, pada hari Rabu 1 September 2021.

Narasumber pada webinar ini Irvan Afriandi, dr MPH, Dr PH, dari Fakultas Kedokteran UNPAD, Anton Sunarwibowo, ST, MT, MSc, Bapelitbang Organisasi Pemkot Bandung, Dr Pitoyo, SS, M.IKom, Business Development Tribun Network dan Ketua Umum Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) UNPAD.

Pada webinar yang dimoderatori Dr Amalia Djuwita ini, Dr Pitoyo mengatakan, kebijakan yang berubah ubah terkait penanganan covid 19 ini membuat masyarakat menjadi resah. Pemerintah seharusnya memberikan penjelasan detail kepada masyarakat melalui jaringan birokrasinya.

Keputusan Presiden RI tentang PPKM darurat misalnya, lanjut Dr Pitoyo, harusnya ditindalanjuti oleh gubernur, bupati dan walikota secara detail ke masyarakat.

“Komunikasinya juga perlu dilakukan secara efektif dengan cara personal. Dengan demikian masyarakat merasa diayomi bukan sebaliknya merasa berhadapan dengan pemerintah,” jelas Dr Pitoyo.

Komunikasi yang efektif selain perlu dilakukan secara personal juga perlu melakukan tiga hal. Pertama, empati. Komunikator dalam hal ini Pemerintah maupun aparat keamanan perlu punya empati terhadap masyarakat terkait gelombang kedua covid 19 ini. Kedua, informatif, buatlah narasi yang mudah dipahami oleh publik. Pasalnya strata pendidikan masyarakat beragam dari yang rendah hingga tinggi. Ketiga, jujur (asli). Maksudnya sampaikan secara jujur kepada masyarakat harga obat, harga vaksin, jumlah korban covid dan sebagainya.

Apabila ketiga hal tersebut dilakukan secara baik tentu tidak akan menimbulkan gejolak di masyarakat. Mengingat masih banyak anggota masyarakat yang ingin tetap beraktivitas untuk menyambung hidup di tengah PPKM.

“Kalau tiba tiba dilarang keluar rumah dalam waktu panjang pasti menolak karena mereka berfikir no work no pay,” ungkap Dr Pitoyo.

PPKM level 3 misalnya, bila disurvey apakah masyarakat paham maksudnya, bisa dipastikan banyak yang tidak paham. Apa indikatornya yang secara sederhana dapat dipahami masyarakat? Ini menjadi tantangan bagi pemerintah.

Dr Pitoyo menyarankan pemerintah perlu menjalin kerjasama dengan ISKI untuk mengkomunikasikan kebijakan terkait covid 19 agar efektif.

Dr Irvan Afriandi mengatakan komunikasi persuasif kepada masyarakat sangat diperlukan agar masyarakat paham bahaya dan cara menghindari covid 19.

Menurut Dr Irvan, banyak tayangan di televisi tentang keluarga korban covid 19 yang tidak terima jenazanya dinyatakan meninggal karena covid. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang covid 19.

“Selain itu juga dipicu oleh banyaknya berita hoax tentang covid 19 di media sosial,” ujar Dr Irvan.

Salah satu bentuk komunikasi persuasif yang dilakukan oleh tenaga medis yakni “Kami Berikan Jasa Kami, Tolong terima Jasad saudara kami.”

Anton Sunarwibowo menyatakan pemerintah Bandung sudah berupaya untuk mengkomunikasikan kepada publik terkait pencegahan covid 19. Penyebaran pesan tersebut melalui Berbagai platform media, website resmi pemerintah Kota Bandung, media sosial, portal news dari media mainstream bahkan baligho dan spanduk.

Menurut catatan Anton, Pemkot Bandung telah menyebarkan informasi sebanyak 2.024 di media cetak, 11.092 di media online, 124 di tv dan 24 di radio selama tahun 2021 ini.

Anton mengakui Pemkot Bandung belum memiliki data tentang keterlibatan masyarakat dalam mengakses informasi yang disebar Pemkot Bandung terkait Covid 19.

“Walikota Bandung juga sering melakukan pertemuan secara online dengan komunitas dan warga Bandung terkait pencegahan covid 19 ini,” ujar Anton.

Ketua Umum ISKI Jabar Prof Dr Atie Rahmiatie MSi mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya event webinar ini, dan berharap dapat ditindaklanjuti dalam bentuk kerjasama untuk masyarakat Jawa Barat.

Pos terkait