Universitas Jember dan Program Pendidikan Jurnalistik Kelas Dunia

  • Whatsapp
Universitas Jember. (Sumber foto : Istimewa)

Universitas Jember berpeluang mewujudkan misi besarnya sebagai Center of Excellence di bidang pendidikan melalui banyak jalan. Salah satu the best avenue menjadi pusat keunggulan bisa ditemukan dengan membuat terobosan strategis.

Terobosan-terobosan strategis dilakukan sejumlah Universitas di India, juga di Filippina. Tidak sedikit di India, misalnya, universitas yang berbasis wilayah administrasi pemerintahan setingkat kabupaten atau MUNICIPALITY, mampu tumbuh menjadi world class university. Keunggulan mereka raih karena mampu mengembangkan jurusan-jurusan studi yang bersifat distinktif, mampu merespon pasar, juga memiliki diferensiasi yang kuat sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Disiplin ilmu pertanian, jurnalisme, hubungan internasional, dan teknologi informasi adalah sebagian dari jurusan yang, terutama dari pengalaman India, sukses dikembangkan dan memberi sumbangan besar dalam mewujudkan universitas kelas dunia berbasis kota atau kabupaten.

Khusus disiplin ilmu jurnalisme, India dan Filippina sebagai negara berkembang, terbilang sukses mengembangkan. India memiliki Asian College of Journalism (ACJ) di Negara Bagian Tamil Nadu, dan Filippina punya Asian Institute of Journalism and Communication (AIJC). Dua institusi pendidikan jurnalistik ini memiliki reputasi internasional meski tak harus berbasis di jantung Kota Metropolitan.

Univeritas Jember bisa menggunakan Asian College of Journalism (ACJ) dan Asian Institute of Journalism and Communication (AIJC) sebagai role model. Peluang mendirikan Program Studi Jurnalistik di Universitas Jember sebenarnya terbuka lebar. Apalagi, jika ada visi dan kemauan besar untuk mewujudkan tujuan strategis ini. Ditambah lagi, Universitas Jember telah berpengalaman mendirikan sejumlah program studi. Salah satu yang terbilang strategis dan relatif baru adalah Program Studi Televisi dan Film (PSTF) di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember.

Jika jalan menuju universitas kelas dunia berharga untuk diperjuangkan dan diraih oleh Universitas Jember, maka jalan yang distinktif dengan diferensiasi yang kuat adalah jalan yang berharga untuk diambil. Mendirikan Program Studi Jurnalistik bisa menjadi salah satu alternatif terbaik yang disediakan oleh jalan yang distinktif itu.

Bukankah Jurusan Ilmu Jurnalistik sudah banyak didirikan di berbagai kota di Indonesia? Jawabnya jelas “ya”. Tetapi peluang untuk sukses membangun sebuah Program Pendidikan Jurnalistik kelas dunia tidak menjadi monopoli jurusan-jurusan jurnalistik yang telah ada sebelumnya.

Era ketika teknologi informasi berkembang pesat dan kemudahan-kemudahan mengakses informasi telah terjadi, dan terlebih lagi oleh pertimbangan-pertimbangan yang lebih tinggi seperti meneguhkan fungsi media pers sebagai salah satu pilar demokrasi, membuka Program Pendidikan Jurnalistik selalu memiliki raison d’etre atau alasan yang kuat.

Program Pendidikan Jurnalistik kelas dunia, sebagaimana di India dan Filippina, terbukti sukses memberi identitas unik sekaligus keunggulan sebuah kota setingkat wilayah kabupaten pada tingkat global. Pendidikan, sebagaimana juga pariwisata, merupakan sedikit dari akses terbaik bagi entitas-entitas lokal meraih prestasi dan pengakuan (achievement and recognition) di tingkat global.

Rahasia lain mengapa ide ini diangkat, sedikit orang yang tahu bahwa Universitas Jember, meskipun tidak memiliki fakultas atau jurusan terkait disiplin ilmu jurnalisme, tetapi mampu menghasilkan begitu banyak alumni yang berkarir sebagai pekerja pers profesional, dan mereka ini ikut menentukan perkembangan pers di Indonesia hari ini.

Tentang world class program of jounalism ini, bagi yang suka pesimis dan pasrah pada situasi, mungkin perlu mendengar ungkapan Bung Karno di tahun 1930-an. Ketika seluruh gerakan kemerdekaan ditindas pemerintah kolonial, para tokohnya dibuang, dan cita-cita kemerdekaan tampak pupus, Bung Karno dengan gaya utopianisme-nya mengatakan … “Meskipun alam kemerdekaan itu belum dijumpai, tetapi merdu suara gamelan dari alam merdeka itu sudah terdengar. Ke sana kita menuju.”

So… Let’s make history, not only read it!

Pos terkait